Wong Mancingan

Jogja itu istimewa. Istimewa segalanya termasuk bagi para penghobi mancing. Dari perbatasan timur sampai ujung barat kita bisa menemui pemancing. Segala aliran mancing ada di sana. Ada pemancing pasiran untuk yang doyan spot laut lepas. Ada pemancing laut di perahu jukung di Laut Selatan. Ada pemancing sidat si tukang begadang. Pemancing derbang sampai pemancing castingers.  Spot Ikan apa saja  Spot potensial melimpah di mana-mana. Saya paling suka dan terkenang dengan spot Kali Code, Kali Serang, Kali Bogowonto dan Muara Trisik. Itu daerah yang saya pernah datangi dan mancing di sana. Saat itu saya sekolah sekaligus bekerja jadi memancing hanya untuk kegiatan ketika libur.  Kekompakan pemancing tidak ada duanya di dunia. Pemancing liar apalagi. Lebih peduli karena bersama di spot yang jarang dijamah orang tanpa membedakan latarbelakang. Kalau di Jogja ada yang bikin kangen ketika kita memancing di spot dekat pemukiman penduduk. Ada k eramahan warga setempat. Bahkan saya ...

Antusias saat melihat kita membawa alat pancing. Begitu sampai di spot mancing, rewel, ribet dan pingin ngajak pulang. Pernahkah anda mengalami hal itu? Khususnya para bapack-bapack penghobi mancing dan penghayat aliran microfishing . Setelah sekian purnama tidak memancing dan tidak pulang ke Malang karena adanya PPKM yang menyebabkan kereta sepuluh ribuan Surabaya-Malang tidak jalan, akhirnya saya bisa merasakan kembali sensasi tul tul slup di spot sejuta umat batas kota: Spot Tangkil Malang dekat Arjowinangun.  Mbolang 8 Agustus 2021  Tertanggal 8 Agustus 2021 saya berangkat bersama Si Kecil yang telah mengajak mancing jauh hari sebelumnya. Melepas rindu setelah sekian minggu tidak pulang. Saya membawa dua tegek dan rencana menggunakan umpan oplosan antara biskuit klik dengan tanago manis. Belum ada rencana untuk menggunakan umpan hidup seperti ulat kandang karena menjalani trip mbolang singkat. Sing penting amis. Sebelum sampai spot kami sempatkan untuk membeli camilan dan...