Skip to main content

Awal Berjoran (Ayo Memancing part II)

Panjatan 11 Maret 2015
Tidak mudik ke Malang bukan berarti kesepian dan tanpa kegiatan. Ada kegiatan produktif di luar belajar, membaca dan menggambar yaitu memancing. Memancinglah dan Berbahagialah. Sebagai anak yang dibesarkan lingkungan tambak, mancing telah menjadi bagian hidup. Pokok lihat kali pinginnya mancing. Dulu ketika di Lamongan memancing dengan peralatan yang sederhana. Cukup bambu yang dikondisikan seperti joran tegeg, senar, mata pancing, dan potongan sandal jepit untuk pelampung.
Persiapan tempur, bengkel Tri Kus...
Lain tempat lain pula tekniknya, tidak disangka setelah hampir 2 tahun tinggal dan bekerja di Kulonprogo baru sadar kalau di sini adalah surganya pemancing. Beruntung bertemu teman-teman yang suka mancing. Ada Tri Gotir yang hapal spot dan Tri Kus yang menjadi seorang mekanik handal.
Desa Gesikan Panjatan sebagai spot perdana mencoba mancing di Kulon Progo. Tempat tinggal Pak Satpam Eko, Mbah Seblu yang lucu. Tidak jauh dari rumahnya terdapat sungai kecil yang menjadi sarana irigasi untuk sawah setempat. Awalnya saya meragukan apakah kali sekecil itu ada ikannya.
..bethik ketitik...tangkapan Tri Gotir
Sebelum memancing kami mencari cacing di sebelah kandang sapi. Dapat cacing tanah dengan postur kekar besar, seperti atlet binaraga. Setelah itu persiapan peralatan termasuk alat yang tidak boleh ditinggalkan ketika kita mancing malam hari yaitu fosfor. Piranti yang memudahkan kita mengamati apakah umpan dimakan ikan atau malah justru boncos.
...mancing Mbah Lele, tangkapanku..


Begitu mendekati air saya melakukan pengukuran seberapa dalam airnya dengan menggunakan batang joran. Ternyata air tidak terlalu dalam sekitar 60 cm, apakah nanti dapat ikan?.  Prinsip sing penting yakin telah tumbuh di sini. Ketidakyakinan harus ditumbuhkan menjadi keyakinan yang mantap. Cacing sudah terpasang di mata kail dan saya memilih spot tepat di bawah jembatan karena percaya di sana ikan melakukan konferensi. Atau tempat untuk berteduh ikan-ikan yang sedang kehujanan dan kepanasan. Iwak gelandangan.

...brinjilan by Tri Kusnadi
Kali ini tangkapan pertama ada dipancingku yang dibeli dengan harga murah meriah, Rp 4.000; dengan joran sederhana, namun membuat bahagia. Bayangan mendapat ikan bersisik, ternyata yang tertangkap adalah Lele. Ikan sakral yang tidak boleh kumakan (kalau memancing boleh). Tangkapan berikutnya beralih ke Tri Kus yang mendapat anakan ikan Gabus yang masih imut, brinjilan atau koselan. Masih imut, mungkin masih sekolah menengah pertama, dan ketangkap pancing karena bolos sekolah bermain PS. Perut lapar, duit tipis, makan cacing sembarangan dan akhirnya kepancing. Tangkapan ketiga, adalah tangkapan yang paling sensasional, joran Tri Gotir bergetar dan mendapat ikan. Tali kurang terkontrol akhirnya ikannya lolos plus talinya. Dengan sigap saya masuk kali untuk mengejar cahaya fosfor yang semakin lama semakin menjauh. Setelah berjibaku dengan lumpur dan air kali akhirnya kondisi telah dikuasai. Seekor ikan bethik tertangkap, tidak lama kemudian ikan ini hilang setelah ember kami tinggal sejenak.
Kebahagiaan memancing perdana di Jogja berakhir setelah setiap kali terangkat yang didapat adalah kepiting kali (Mr. Crap) dan cuaca semakin tidak bersahabat karena hujan tengah malam. Kami pulang meninggalkan Panjatan dengan membawa dua ekor ikan: Lele dan Gabus imut. 
Tragedi terjadi pada pagi hari, pukul 03:00 WIB saya berniat ke kamar mandi dan mendengar suara berisik. Ternyata ikan hasil tangkapan telah dimakan kucing, dengan kondisi mengenaskan. Tubuh tinggal separuh dan tidak mungkin hidup. kalau disambung paksa dengan sedikit mukjizat akan menjadi sesuatu yang keren. Ikan Gabus bertubuh lele, atau sebaliknya. Dipastikan menjadi geger dan mengundang perhatian orang se-Giripeni bahkan awak media.
Bonus track
Mie Mbah Seblu...

..tembakau ting we Bapake Mbah Seblu...

Comments

Popular posts from this blog

8 Mitos Memancing dan Maknanya

Benarkah ketika kita memancing ada seekor capung hinggap di joran pertanda hoki? Mengapa selama istri hamil suami pantang untuk berangkat mancing? Bagaimana melangkahi joran pancing orang lain? Semuanya mitos yang kembali kepada diri kita sendiri. Pemancing juga punya beberapa mitos yang berbeda satu tempat dengan tempat yang lain.  Capung Kali Jagir  Mitos dikatakan realistis jika mempunyai bukti material yang riil, dapat terbukti secara ilmiah. Kendalanya adalah mitos -sebagaimana sebagai dongeng- diturunkan secara lesan dari mulut kemulut. Kebenaran yang ada bersifat relatif. Mitos berkaitan dengan kisah-kisah masa lampau yang mempengaruhi tujuan hidup. Dalam dunia mancing memancing juga ada mitos yang berlaku, inilah yang saya ketahui.  1. Capung Nangkring di Joran  Pernah mancing dan joran kita dihinggapi seekor capung. Apakah pertanda boncos atau sial? Tenang semua semua kembali kepada diri kita sendiri. Kalau dinalar secara rasional keberadaan capung justru se...

Pilih Moncel atau Boncos?

Jika disuruh untuk memilih, sebagai seorang pemancing anda pilih boncos atau pilih moncel? Boncos adalah kondisi memancing tanpa hasil alias kerumbu kosong. Moncel artinya gagal atau nyaris mendapatkan ikan. Bagi pemancing aliran casting tentu moncel lebih menyakitkan. Bayangkan sudah terlihat ikannya tinggal beberapa kali tarikan tapi gagal mendarat. Sakit tapi tak berdarah dan bikin jantung deg-deg ser.  Boncos itu sakit Sejak menekuni dunia casting selama dua tahun terakhir. Moncel pernah, boncos lebih sering. Pengalaman moncel yang paling menyakitkan saat ikan sudah strike. Tinggal beberapa tarikan saja tapi gagal mendarat. Itu serasa sakit tapi tidak berdarah. Umpan minnow saya ada berbagai jenis. Satu yang kerap moncel adalah model spinner spoon. Logam pipih yang bisa bisa berputar ketika ditarik setelah gulung. Moncel pertama di spot Dadapan Sidoarjo. Saat ikan sudah kena tinggal beberapa tarikan gagal mendarat. Ada pula spot di Tambak Bulak saat ikan mengejar spoon lalu hau...

Sensasi Strike dan Tips Mancing Ikan Jendil

Kecipak-kecipak di antara aliran sungai Jika anda melihat aliran sungai sekitar Kalimas termasuk Gunungsari dan Jagir di Surabaya khususnya pada malam hari ada yang bergerak di antara air. Bukan hantu air atau pasukan ampibi yang sedang berlatih tapi gerakan konstan di permukaan ini berasal dari ikan Jendil. Masih kerabat dengan ikan Patin yang membedakan hanya agak kecil dan memanjang.  Jendil 29 Juli 2017 Ikan Jendil banyak terdapat pada aliran sungai seperti Brantas dan Bengawan Solo. Warna kulitnya kemerahan seperti bule yang sedang berjemur seperempat jam di tepi pantai. Ikan ini suka menampakan diri sambil berenang ke permukaan untuk menghirup udara segar. Mungkin terlalu sumpek berada di dasar air. Ikan sintal ini baik untuk kesehatan dan cara memancingnya pun unik.  Jendil Mini  Teknik yang digunakan adalah pelampung yang mengikuti aliran air. Memancing ikan ini direkomendasikan pada sore-malam hingga menjelang pagi hari. Siang hari ikan ini lebi...