Skip to main content

Ikan Farewell party: Kisah Dua Boncos

Jumat, 2 Oktober 2015 melewatkan masa-masa penghujung di Kulon Progo. Ada agenda pesta kecil sembari menunggu mobil jemputan. Saya dan Gotir sepakat belanja perlengkapannya, acara bakar ikan. Dalam terik matahari kami berdua menuju pasar Wates. Sasaran utama adalah beli ikan segar. Tapi siang itu lapak terasa lengang. Ada beberapa ayam potong di lapak yang biasa jual ikan segar. Dua Ibu pedagang ayam potong sangat antusias. "Ayam Mas" sambil mengangkat tangan. Saya cuma melangkah, sedikit gontai karena lapak ikan sudah tak buka. Gotir ku ajak balik kanan saja. Ingatanku pada plakat di barat terminal Wates, ada pasar ikan Wates. Saat itu ada seorang Ibu bertanya:"tumbas nopo Mas? ". Saya berjalan sambil berbisik pelan beli ikan dan terus berlalu.

Menembus Tambak menuju TPI


Perjalanan dilanjutkan ke terminal Wates, ternyata pusat ikan segar di sana juga tidak beroperasi. Pagar terkunci. Artinya kami sudah boncos dua kali.  Ada kesepakatan baru, berangkat ke TPI Trisik. 
Lantaran cuaca cukup menyengat kami berdua pulang sebentar hanya untuk minum seteguk air. Benar memang hidup itu cuma mampir. Urip mung mampir ngombeh. Mampir singkat untuk minum air seteguk segelas berdua. 
Gotir,Mr Boncos


Melewati jalur tembusan pedesaan kami bermotor kembali. Tujuan TPI trisik Kulon Progo. Melewati medan pepohonan jati, pekarangan penduduk, hingga persawahan. Walau musim kemarau, petani di sini masih berjuang untuk bekerja dengan menanam jaging, cabe, padi dan bawang. Airnya tidak membutuhkan air hujan, penduduk sini mengebor tanah dan dengan pompa air irigasi telah terpenuhi. Motor melaju menuju selatan.Terpampang plakat bertulis Siliran. Spot mancing favorit .
Sepi agawe santoso
Aroma pantai telah semerbak, laut selatan sudah ada di depan mata.Dari jalur Daendels yang melintasi Jogja sebelah selatan kami terus melaju. Melewati hamparan perumahan penduduk dan tiba diujung aspal terus membelah ke selatan. Saya melihat ada sesuatu gejolak di daerah ini, ada plakat larangan masuk untuk pekerja pasir besi, penduduk sekitar yang mengawasi perjalanan kali ini. Motor masuk area tak beraspal,di kanan kiri ada pertanian masyarakat mulai dari pepaya,kangkung,cabe,sampai semangka. Semangka itu salah satu ikon khas dari kulon progo mengingat beberapa area adalah penghasil semangka. Tiba di dekat garis pantai,ada tambak udang,cemara udang sampai penanaman buah naga. Begitu kami tiba di TPI suasana sepi.Bayangan akan keramaian pasar ikan segar pupus,yang buka hanya wc umum. Berkeliling sejenak,ada perahu tertambat dan tidak jauh dari situ ada pasangan muda mudi yang tengah memadu kasih.Mas Mbak gak kepanasan tah siang terik pacaran di antara perahu nelayan ?.
Perkilo hanya 25k
Kecewa sudah pasti. Maksud hati ingin cari ikan untuk dibakar bersama apalah daya TPI 'bubrah'. Berdua dengan Gotir motor dilaju menuju pasar,plan b mencari ayam saja. Kami berlanjut menuju pasar Wates dan melewati lapak yang sebelumnya sudah dipantau.Tiba di pasar Wates yang mulai lengang, saya menuju pedagang ayam. Mereka sudah antusias,dua Ibu penjual ayam yang bersebelahan nampak antusias.Menuruni lapak saya berjalan tegak karena yakin bahwa ayam saja.
Tapi baru dua langkah, ada seorang ibu yang tiduran santai sambil menanyakan apakah mencari ikan segar. Spontan saya hentikan langkah kaki dan menghampiri Ibu tadi. 
Wasripin satpam TPI

Lalu Ibu tadi berjalan santai menuju satu kotak yang ternyata adalah sebuah kulkas. Ada ikan laut dan tawar berada di dalamnya. Ternyata kotak besar membentang itu adalah peti pendingin. Kalau lemari penempatannya vertikal,peti pasti vertikal. Saya kemudian memilih ikan yang akan dibakar, ikan bawal dan nila. Beli dua kilo tapi ikan bawalnya yang diperbanyak.

Bakar-bakar

Saat Ibu tersebut mengurus ikan, saya lontarkan pertanyaan sekaligus cletukan, kenapa tidak pasang papan nama dengan keterangan DiSini Jual Ikan. Karena untuk mencari ikan ini kami membutuhkan perjuangan yang lebih, mutar muter Kulon Progo. Ikan di bawa pulang dan malam harinya kami mengadakan acara bakar-bakar, bakar ikan tentunya. Menu utama dalam acara pisah kenang Roikan setelah 3 tahun hidup, kerja dan kuliah di Jogja. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih pada semuanya yang telah menjadi bagian dalam hidup di rantau di tanah Binangun nan Istimewa. 
Detik-detik terakhir

Comments

Popular posts from this blog

8 Mitos Memancing dan Maknanya

Benarkah ketika kita memancing ada seekor capung hinggap di joran pertanda hoki? Mengapa selama istri hamil suami pantang untuk berangkat mancing? Bagaimana melangkahi joran pancing orang lain? Semuanya mitos yang kembali kepada diri kita sendiri. Pemancing juga punya beberapa mitos yang berbeda satu tempat dengan tempat yang lain.  Capung Kali Jagir  Mitos dikatakan realistis jika mempunyai bukti material yang riil, dapat terbukti secara ilmiah. Kendalanya adalah mitos -sebagaimana sebagai dongeng- diturunkan secara lesan dari mulut kemulut. Kebenaran yang ada bersifat relatif. Mitos berkaitan dengan kisah-kisah masa lampau yang mempengaruhi tujuan hidup. Dalam dunia mancing memancing juga ada mitos yang berlaku, inilah yang saya ketahui.  1. Capung Nangkring di Joran  Pernah mancing dan joran kita dihinggapi seekor capung. Apakah pertanda boncos atau sial? Tenang semua semua kembali kepada diri kita sendiri. Kalau dinalar secara rasional keberadaan capung justru se...

Pilih Moncel atau Boncos?

Jika disuruh untuk memilih, sebagai seorang pemancing anda pilih boncos atau pilih moncel? Boncos adalah kondisi memancing tanpa hasil alias kerumbu kosong. Moncel artinya gagal atau nyaris mendapatkan ikan. Bagi pemancing aliran casting tentu moncel lebih menyakitkan. Bayangkan sudah terlihat ikannya tinggal beberapa kali tarikan tapi gagal mendarat. Sakit tapi tak berdarah dan bikin jantung deg-deg ser.  Boncos itu sakit Sejak menekuni dunia casting selama dua tahun terakhir. Moncel pernah, boncos lebih sering. Pengalaman moncel yang paling menyakitkan saat ikan sudah strike. Tinggal beberapa tarikan saja tapi gagal mendarat. Itu serasa sakit tapi tidak berdarah. Umpan minnow saya ada berbagai jenis. Satu yang kerap moncel adalah model spinner spoon. Logam pipih yang bisa bisa berputar ketika ditarik setelah gulung. Moncel pertama di spot Dadapan Sidoarjo. Saat ikan sudah kena tinggal beberapa tarikan gagal mendarat. Ada pula spot di Tambak Bulak saat ikan mengejar spoon lalu hau...

Sensasi Strike dan Tips Mancing Ikan Jendil

Kecipak-kecipak di antara aliran sungai Jika anda melihat aliran sungai sekitar Kalimas termasuk Gunungsari dan Jagir di Surabaya khususnya pada malam hari ada yang bergerak di antara air. Bukan hantu air atau pasukan ampibi yang sedang berlatih tapi gerakan konstan di permukaan ini berasal dari ikan Jendil. Masih kerabat dengan ikan Patin yang membedakan hanya agak kecil dan memanjang.  Jendil 29 Juli 2017 Ikan Jendil banyak terdapat pada aliran sungai seperti Brantas dan Bengawan Solo. Warna kulitnya kemerahan seperti bule yang sedang berjemur seperempat jam di tepi pantai. Ikan ini suka menampakan diri sambil berenang ke permukaan untuk menghirup udara segar. Mungkin terlalu sumpek berada di dasar air. Ikan sintal ini baik untuk kesehatan dan cara memancingnya pun unik.  Jendil Mini  Teknik yang digunakan adalah pelampung yang mengikuti aliran air. Memancing ikan ini direkomendasikan pada sore-malam hingga menjelang pagi hari. Siang hari ikan ini lebi...