Cerita Casting Sore Spot Pocan Sidoarjo: Olahraga, Mancing dan Ngabuburit

Di tengah keprihatinan pandemi Covid-19 yang sedang melanda banyak kawasan. Kita disarankan untuk selalu sehat lahir dan waras di batin. Perekonomian sedikit oleng bahkan ada yang sampai jatuh imbas banyaknya perusahaan yang harus merumahkan karyawan, usaha yang sepi bahkan gulung tikar. Saya sendiri merasakan aktivitas sore yang dulunya pada sampai malam yaitu mengajar. Sekarang tidak ada lagi pegang spidol tiga warna di kelas sampai batas waktu yang tidak ditentukan. 

Spot Tambake Pak Marsekal 
Demi mengobati kangen mancing casting dan olahraga mencari sinar UV sekaligus lauk untuk sahur secara spontan saya langsung meluncur casting ke daerah belakang Perumahan Pondok Candra. Spot lama yang sudah hampir satu musim tidak saya sentuh. Musim hujan mengharuskan seperangkat Bait Casting harus diistrahatkan. Meringkuk tenang dalam tas besar. Akhirnya sore itu, di awal bulan puasa saya keluarkan dan spontan mancal motor menuju spot. Tiba di spot, saya parkir motor dekat pagar tembok. Kalau nekat masuk ke area tambak bermotor bisa membuat sakit perut melewati jalanaan tanah yang terjal. 

Simak video kompilasi Casting Jogging 



Langsung menyiapkan alat. Awalnya saya memilih umpan model spoon. Karena masih ada cahaya matahari kilatan bening muter-muternya bisa menarik minat ikan gabus. Perlu pemanasan sebelum casting lebih lanjut. Dari kejauhan nampak seorang pemancing bertubuh tambun yang mengenakan jersey anak motor tapi topi grup mancing: KOPLER. "Bolone Cak Wid...gak ketok wonge Mas?" tanya saya. Pria tadi menjawab: "mboten ketingal Mas". Dia asyik mainkan pancing castingnya di tepi sungai sambil duduk di bawah pohon pisang. 

Sisi Utara 

Saya berjalan ke timur menuju spot yang pada musim lalu sangat potensial. Spot tambak penuh teratai dekat kandang ayam. Beberapa tambak memasang plakat dilarang memancing. Kalau casting mungkin boleh karena casting tidak menggunakan umpan meskipun sama-sama berkail. Khusus tambak udang peran tukang casting dibutuhkan karena untuk memberantas ikan hama predator. Ikan Gabus dan Cukil/Kakap Putih. 

Di spot dekat pohon besar trembesi tarik ulur lempar gulung reel BC Kenzi Maruti saya terus berlangsung. Sejak diberi pelumas mesin jahit gulungan reel lebih lancar. Tidak ada suara krek krek seperti dulu. Niat untuk ganti reel BC akhirnya tidak jadi. Mode umpan berganti dari spoon menjadi kodol hijau berumbai. Umpan ini cocok beratnya untuk kelas joran Kyoto Jungle Stick 180 cm karena tidak terlalu lentur tapi berat di umpan. 

Saya sisir tambak kembali menuju ke barat. Kali ini menuju spot tambak Pak Marsekal. Ada pemancing yang saya temui pada awal keberangkatan sedang asyik casting di dekat gubuk tambak itu. Langkah kaki berjalan ke utara menuju ujung utara sisi timur. Saya mencoba area yang tidak ada tanaman di belakannya. Pernah casting nyangkut pisang dan trembesi karena tidak sadar ada pohon itu di belakang. Beberapa kali lempar gulung bersama umpan kodok hijau berumbai. Tiba-tiba ..Blar...tepat dekat kaki berdiri ada pergerakan ikan. Mungkin ini gabus. Pesan para castinger senior, tekuni satu spot jika ada potensi ikan terlihat. Saya terus lempar gulung sampai kurang lebih 15 menit. Saat lempar gulung kearah barat untuk kesekian kali tiba-tiba...sesuatu bergerak dari semak dekat pematang tambak dan ....BLAR....strike !! saya sampai ingin berteriak karena kaget. Dengan hentakan yang keras akhirnya ikan berhasil hook sempurna. Dan tak beberapa lama Gabus ukuran menengah berhasil saya daratkan. Inilah pendapatan perdana ikan gabus saya setelah sekian lama menekuni dunia casting. Kalau moncel dan nyaris dapat sudah tak terhitung. 
Akhirnya tidak boncos lagi: Gelar Castinger Boncosan telah dicabut
Sampai tulisan ini dibuat, ikan Gabus hasil casting belum saya goreng. Masih hidup dan saya pelihara di bak kecil di kamar mandi kos. Minggu pagi ikannya bisa lolos entah keluar lewat mana, masih terselamatkan dan sekarang aman di bak biru kecil lagi dengan sisik yang mulai terkelupas karena beradu dengan lantai keramik..ngosel-ngosel waktu masih di lantai keramik. []

Post a Comment

0 Comments