Mereka tak pernah mengerti ..Pacarku ayo kita pulang
Jika anda melewati kawasan kali jagir dan melihat mas-mas berbaju sorjan khas Mataram itulah Lek Siget. Tak disangka pertemuan perdana dengannya saat bersama-sama ngangkat ikan pari raksasa mengitari kota Wates Kulon Progo menjadi awal dari gandengan mancing yang tak lekang oleh cuaca sampai hari ini.
Raja Tegek |
Laki-laki unyu bertatto ini mulai suka mancing sejak kecil di kali Progo Jogjakarta. Penyuka slank dan jamrud (tapi doi bukan jamet gaes) ini mulai pindah ke surabaya pada tahun 2016. Suami setia yang mengikuti istrinya bekerja di salah satu kantor pemerintah sekitaran Jagir. Itulah kenapa kali Jagir dan Kalimir sudah seperti rumah kedua baginya. Penggila mancing liar ini jika kurang mancing terasa kurang waras. Begitu ujarnya disela-sela mancing plus caring pada pandemi covid-19. Spot idaman Lek Siged selama tinggal di Jogja adalah Kali Progo dan Papah. Sungai Progo untuk arus besar, Kali papah untuk kelas menengah.
Delegasi MKP |
“Pak ojo pindah soko Suroboyo, nek sampean pindah sopo konco gendeng nang kaliku. Boloku nang kene mung kowe”
Anti Ruwet |
Jika ada yang bilang sungai di Surabaya tak ada ikan. Mungkin anda kurang rekreasi. Kalau masih berpikir ikan di kali Jagir hanya ikan bader saja berarti ngopi anda kurang pahit. Lek Siget lah yang memecahkan pandangan dangkal kalau sungai di seputaran mangga dua tidak ada ikan besar.
Terbaik |
Awal pindah di Surabaya sudah menghebohkan dunia permancingan dengan berhasil mendaratkan satu ekor ikan bloso –Kerapu Pemalas Air Tawar- dengan bersenjatakan tegeg. Sebagai pemancing lokal asli Kulonprogo tegeg menjadi piranti andalan. Ada kenikmatan tersendiri menggunakan teknik tegek apalagi saat melayani sentakan ikan-ikan besar. Dijamin melengkung dan menegangkan.
Perolehan Terbesar |
Lek Sigit juga memecahkan rekor untuk dunia percastingan. Menggunakan alat casting kelas menengah pada suatu sore di musim kemarau berhasil mendaratkan seekor kakap putih aka Baramundi aka Cukil dengan ukuran yang luar biasa besar. 11:12 dengan ukuran putrinya.
Pemancing yang suka menggunakan baju ala Mataram ini kurang suka dengan teknik pancing jaring. Ada sisi kurang perjuangan dan membahayakan lingkungan. “Paling jelehi pancing jaring, marake ngotori kali, nyantoli pemancing” Itu argumen yang pernah saya dengar ketika mancing bersama.
Bukber |
Selain anti boncos, karena jarang terlihat boncos saat mancing. Lelaki yang kadang masih konsumsi mimik jahat ini –sayang tidak pernah ngajak saya- mempunyai tingkat ketelitian tinggi saat mengurai tali pancing yang mbulet. Orang kebanyakan menggunakan gunting sebagai solusi terakhir untuk mengatasi mbulet, siget menggunakan hati. Fokus pelan dan semua terurai, itulah kenapa saya menjulukinya sebagai Sigit Anti Ruwet. []
Comments