"Ini Kang...umpan saya silahkan dicoba...tarik pelan ada efek gelembung-gelembungnya..semoga amis" Pesan Cak Wid di suatu pagi saat casting bareng. Pemancing sejati selalu rajin berbagi. Tidak hanya letak spot, ilmu teknik bahkan sampai piranti mancing. Kebahagiaan pemancing terletak pada saat berbagi. Umpan ini akhirnya menjadi salah satu umpan andalan saya. Bahkan beberapa saat ketika pemakaian sempat nyangkut di seberangn pematang. Tersangkut di pohon yang tidak mungkin bisa lepas hanya sekadar ditarik. Nekad saya tarik dan akhirnya putus. Sebelum telat dan mumpung suasana sepi langsung, nekat terjun tambak yang airnya setinggi paha. Basah tidak apa-apa yang penting umpan curut kayu bisa dapat kembali. Itulah alasan saya sering memakai celana pendek berbahan parasit (celana gunung) ketika casting. Sewaktu-waktu masuk air biar cepat kering. Praktis bukan. Sempak basah tidak masalah.
korban kodok kayu
30 Agustus 2020 spot tambak sektor utara dekat pocan
Melewati spot jelajah dari timur ke selatan balik ke utara lanjut ke barat. Jika dipetakan sama seperti para goweser dan pelari pagi yang bisa memantau posisi secara realtime. "sampun angsal Mas" tanya sesama castinger. Saya cuma senyum. "Dereng Pak, sing penting joging" sebuah kata penghiburan ketika boncos. Uncal dari pagi, ketika mentari mulai muncul. Tidak ada satu ikan gabus pun yang mengendus umpan palsu ragam varian di kotak.
Matahari semakin meninggi. Jangan tanya panasnya. Kulit saya agak berwarna gelap saat menekuni casting pagi belakangan ini. Tak papa terlihat gosong yang penting sehat. Akhirnya tiba di spot utara. Dekat gubuk yang biasa sebagai tempat parkir motor. Penasaran dengan penampakan ikan gabus yang berada di spot samping 'padang pasir' acara uncal dimulai kembali. Pemancing sejati tidak boleh frustrasi. Demi memburu tarikan ikan gabus yang penuh sensasi. Akhirnya umpan ini amis. Harus cepat tarik karena hook untuk menacap sempurna sampai telak butuh seblakan khusus.
Siaga di pojok selatan bagian barat. Lempar ulur-lempar ulur menghadap barat. Silau tapi semangat semakin menggebu. Mungkin bagi orang umum akan berkata: "mana ada ikan gabus di tambak yang habis dikuras?". Saya lebih percaya pada kata mutiara penjaga tambak. "Selama ada air dan lumpur, di situ pasti ada ikan gabus". Berbekal keyakinan itulah. Saya terus uncal tarik. Sing penting yakin. Dan..
Jeblar...ada sambaran dari samping. Seekor ikan gabus ukuran sedang telah menyambar kodok mini curut. Tanpa perlawanan berarti Si Hama Tambak Udang telah diamankan.
lapo nyawang
Umpan imut sangat direkomendasikan untuk menaklukan ikan gabus tambak. Semakin kecil semakin yahud. Itulah perlunya kita mendukung gerakan membeli dagangan teman. Termasuk membeli kerajinan teman. Pemancing hari ini kreatif. Tahu medan dan target ikan hingga bisa membuat umpan buatan yang dijamin jauh dari kata boncos. Kalau moncel itu bagian dari rejeki dan peruntungan kita sendiri. Disamping teknik dan ketenangan kita dalam menghadapi tarikan ikan gabus. Terima kasih Cak Wid..umpan kodok curutnya ampuh. Salam Joran Melungker.[]
0 Comments