Skip to main content

Tertipu Rambut Gondrong: Cerita Microfishing Senin Hore

"Wah ada lady angler di sisi kanan para pemancing benteng takeshi" pikir saya 
ternyata........

ternyata empat cowok

Musim hujan dengan curah lebat di kota Pahlawan pada awal tahun 2021 menjadikan mancing hanya sebatas angan. Apalagi sejak diberlakukan PPKM sebagai PSBB jilid sekian untuk mencegah penularan Covid-19 yang tidak malah mereda. Mancing sore masih rawan hujan deras dan banjir. Mancing malam takut kena obrakan. 

turun perdana Mantul Pole 

18 Januari 2021 dirasa cuaca cukup bersahabat. Ditemani rintik hujan super tipis. Tiba-tiba jiwa pemancing senja makin meronta. Berangkat sore dari kantor dengan menggunakan jaket jenis Gore-Tex, jenis kain yang hanya bisa dipakai ketika penghujan di Surabaya. Kain tebal dan dapat mencegah masuk angin serta sedikit ada lapisan antiair. Berbekal seperangkat alat tempur microfishing saya melaju menuju spot benteng takeshi. Tidak lupa beli ulat kandang dua ribu rupiah untuk umpan yang lagi-lagi selalu kebablasan kalau lewat toko pakan burung yang terletak di jalan selatan kuburan Ngagel ini. Mene mane pasang umbul-umbul pakdhe...jual umpan ulat microfishing !. 

dua kali garintel

Tiba di Pintu Air Jagir tidak seramai biasanya. Musim hujan kadang air terlalu naik tinggi, keruh, hujan lebat yang membuat para pemancing apalagi pemancing senior untuk turun gunung. Lebih baik njejeg sarung di rumah sesuai anjuran pemerintah di rumah saja. Di spot benteng takeshi saya memarkir motor di bawah pohon flamboyan yang sekarang kian menjulang. Jalan ke depan dan terlihat ada empat orang pemancing di bawah. Titik spot favorit dengan dudukan besi masih kosong rupanya. Itu singgasana saya kalau mancing di sini. Sampai masuk koran ketika PSBB kemarin. 

Perhatian tertuju pada yang berambut panjang di sebelah kanan. Rambut terurai panjang mengenakan jaket hitam dan celana jeans. Keren ini orang bawa istri/pacar/anak gadisnya yang telah dewasa mancing bersama. Jiwa garangan meronta menyaksikan rambut panjang yang memegang tegek di bawah. "Wah ada lady angler di sisi kanan para pemancing benteng takeshi" pikir saya. 

Ternyata.....

Mas-mas gondrong yang berkumis. Sungguh rambut panjang halusnya sangat menipu. Dengan senyum kecut saya turun ke bawah setelah mengunci motor dan memasrahkan helm jelek pada yang Maha Kuasa. Kebacut nek sampe ono sing nyolong. 

Umpan ulat kandang saya siapkan dan memasang kali ukuran 0.8. Siap memancing. Air stabil tidak pasang juga tidak surut. Tapi tidak terlalu jernih. Sebenarnya kondisi seperti ini cocok untuk memancing ikan golongan penggemar umpan bau seperti baung/rengkik dan bader babon. Alat mancing untuk ikan besar sudah lama tidak digunakan. Berdiam dengan tenang di tas. Tenang selepas PPKM dan tidak ada jam malam nanti akan memancing kembali di Jembatan Gunung Sari: Rolax kolam kebanggaan. 



ada payung Kementrian yang selalu melindungi


Beberapa kali lempar. Umpan ulat kandang sudah dipermainkan oleh ikan-ikan kecil dekat plengsengan sungai. Alhasil dua ekor garintel alias keting kecil dan langsung release. Terlalu kecil untuk dikonsumsi. Ada insiden kecil saat ulat kandang memberontak dan ingin melarikan diri dengan naik perahu. Wadah plastik terjatuh meluncur ke sungai dan hanyut beberapa meter. Beberapa ulat kocar-kacir, sebagian riang gembira naik kapan gratis sebelum wadah itu saya ambil kembali. Hujan mulai turun dan selepas maghrib saya memutuskan untuk balik kantor. 

Jika anda memancing microfishing umpan ulat kandang pada musim penghujan. Buat dan bawah wadah yang banyak. Sekali kena air, ulat rawan mati. Jadi ada wadah karantina dan wadah operasional untuk ulat yang siap dikaitkan pada mata kail. Jangan lupa bawa payung. Setelah memancing buka kembali joran tegek, bilas atau setidaknya keringkan dengan lap/tisu agar sisa air hujan hilang. Ingat jangan keliru menggunakan tisu magic ! salam tul tul slup.  

Comments

Popular posts from this blog

8 Mitos Memancing dan Maknanya

Benarkah ketika kita memancing ada seekor capung hinggap di joran pertanda hoki? Mengapa selama istri hamil suami pantang untuk berangkat mancing? Bagaimana melangkahi joran pancing orang lain? Semuanya mitos yang kembali kepada diri kita sendiri. Pemancing juga punya beberapa mitos yang berbeda satu tempat dengan tempat yang lain.  Capung Kali Jagir  Mitos dikatakan realistis jika mempunyai bukti material yang riil, dapat terbukti secara ilmiah. Kendalanya adalah mitos -sebagaimana sebagai dongeng- diturunkan secara lesan dari mulut kemulut. Kebenaran yang ada bersifat relatif. Mitos berkaitan dengan kisah-kisah masa lampau yang mempengaruhi tujuan hidup. Dalam dunia mancing memancing juga ada mitos yang berlaku, inilah yang saya ketahui.  1. Capung Nangkring di Joran  Pernah mancing dan joran kita dihinggapi seekor capung. Apakah pertanda boncos atau sial? Tenang semua semua kembali kepada diri kita sendiri. Kalau dinalar secara rasional keberadaan capung justru se...

Pilih Moncel atau Boncos?

Jika disuruh untuk memilih, sebagai seorang pemancing anda pilih boncos atau pilih moncel? Boncos adalah kondisi memancing tanpa hasil alias kerumbu kosong. Moncel artinya gagal atau nyaris mendapatkan ikan. Bagi pemancing aliran casting tentu moncel lebih menyakitkan. Bayangkan sudah terlihat ikannya tinggal beberapa kali tarikan tapi gagal mendarat. Sakit tapi tak berdarah dan bikin jantung deg-deg ser.  Boncos itu sakit Sejak menekuni dunia casting selama dua tahun terakhir. Moncel pernah, boncos lebih sering. Pengalaman moncel yang paling menyakitkan saat ikan sudah strike. Tinggal beberapa tarikan saja tapi gagal mendarat. Itu serasa sakit tapi tidak berdarah. Umpan minnow saya ada berbagai jenis. Satu yang kerap moncel adalah model spinner spoon. Logam pipih yang bisa bisa berputar ketika ditarik setelah gulung. Moncel pertama di spot Dadapan Sidoarjo. Saat ikan sudah kena tinggal beberapa tarikan gagal mendarat. Ada pula spot di Tambak Bulak saat ikan mengejar spoon lalu hau...

Sensasi Strike dan Tips Mancing Ikan Jendil

Kecipak-kecipak di antara aliran sungai Jika anda melihat aliran sungai sekitar Kalimas termasuk Gunungsari dan Jagir di Surabaya khususnya pada malam hari ada yang bergerak di antara air. Bukan hantu air atau pasukan ampibi yang sedang berlatih tapi gerakan konstan di permukaan ini berasal dari ikan Jendil. Masih kerabat dengan ikan Patin yang membedakan hanya agak kecil dan memanjang.  Jendil 29 Juli 2017 Ikan Jendil banyak terdapat pada aliran sungai seperti Brantas dan Bengawan Solo. Warna kulitnya kemerahan seperti bule yang sedang berjemur seperempat jam di tepi pantai. Ikan ini suka menampakan diri sambil berenang ke permukaan untuk menghirup udara segar. Mungkin terlalu sumpek berada di dasar air. Ikan sintal ini baik untuk kesehatan dan cara memancingnya pun unik.  Jendil Mini  Teknik yang digunakan adalah pelampung yang mengikuti aliran air. Memancing ikan ini direkomendasikan pada sore-malam hingga menjelang pagi hari. Siang hari ikan ini lebi...