"Aku tidak ikut mancing..batuk" Ujar Tole
Berarti untuk ekspedisi mancing kali ini saya harus berangkat sendiri. Minggu tertanggal 18 April 2021 ijen tatag berangkat solo menuju spot mancing di sekitaran perbatasan Kota Malang. Spot Tangkil menjadi pilihan untuk mengumpulkan ikan wader siapa tahu jadi terkumpul sesuai quorum untuk dijadikan lauk berbuka puasa.
![]() |
Klik Pangkal Wader |
Berbekal biskuit klik 3 bungkus saya menyusuri sungai di sekitaran Malang perbatasan. Membawa cadangan kail ukuran mini lumayan banyak. Begitu sampai di spot Tangkil. Sepi dan cuaca agak mendung. Langsung naruh motor. Menuju grojokan air. Selepas racik umpan langsung rod Daido Mantul Pole terbentang.
![]() |
Spot Tangki Sebelum Badai |
Kondisi spot air sangat baik dan layak untuk mancing. Cukup jernih dengan arus yang tidak seberapa deras. Pelampung ijo kecil kerap bergoyang. Tanda ikan di dalam sedang minat dengan umpan biskuit legendaris ini. Tak lama setelah itu, haup..seekor ikan sapu-sapu alias iwak helicopter terangkat di daratan. Kali ini saya menggunakan kail agak besar, tapi masih dibawah ukuran no.1. Kail baru dengan ketajaman yang tidak diragukan, sehingga ikan sakarmut mudah terangkat. Setelah melepas kail, ikan saya rilis pada pematang lembab di seberang sungai. Biar agak lama nyampe sungai kembali dan tidak mengganggu ikan target yang sedang saya pancing.
![]() |
Ikan Target |
Tak lama setelah itu, datang seorang bapak gondrong menghampiri. "Pun angsal Mas?" (sudah dapat Mas?) tanyanya. Sebelum menjawab pertanyaannya, ada tarikan kuat dari bawah air dan luuuup. Pelampung ijo kembali tenggelam dan ternyata Ikan Sakarmut lagi. Si Bapak Gondrong tertegun.."angel Mas nek nek mancing dikeroyok ikan itu...Saya suka lihat orang mancing" katanya. Awalnya saya kira akan jadi penonton atau suporter ternyata tidak. "Mas ijin adus nggeh...mboten ngganggu toh?" (Mas saya mau mandi..tidak mengganggu mancingnya kan?) tanyanya. Saya jawab sekenannya dan bergeser pindah ke lokasi sebelah barat. Bapak gondrong langsung menanggalkan semua pakaian dan berendam di atas bendungan kecil. Melakukan aktivitas satu paket, mandi-buang hajat dan keramas. Setelah selesai Bapak Gondrong itu berpamitan.
![]() |
Sapu-sapu alias Ikan Helicopter |
Suasana kembali kondusif dengan dua ikan sapu-sapu yang telah makan umpan. Saya atur strategi lain agar ikan target dapat menjangkau umpan roti yang setiap lima menit sekali bahkan kurang dari itu saya ganti dengan yang baru. Ukuran dan jarak, pelampung-timah pemberat dan kail saya atur ulang. Dibuat lebih dangkal dan sasaran lempar pada area sebelah utara yang terjangkau tegek 270 warna biru. Ternyata beberapa kali sambaran. Ada satu ekor ikan betik ukuran sedang dan akhirnya seekor ikan wader pari turut terselamatkan ke daratan. Langsung saya ambil kepis ikan, jika banyak akan dibawa pulang untuk dijadikan lauk. Selang beberapa menit setelah itu, mendung hitam bergelayut dan Tarrrr...petir dan hujan menerjang disertai oleh angin yang kencang. Pancing segera saya amankan dan berteduh di bangunan semi permanen punya tukang kebun pepaya. Setelah reda saya balik pulang karena air sudah tak jernih dengan arus yang ugal-ugalan. Tanda harus merelease ikan wader kembali. Mancing singkat yang penting hati nikmat. Salam joran melungker.
0 Comments