Mancing Antibodi dengan Casting Jogging Pagi

Pandemi Covid-19 belum berlalu. Sudah setahun lebih masih menjadi buah bibir umat manusia di seluruh dunia. Pada awal pandemi tahun 2020 setahun yang lalu, aktivitas banyak berubah. Pengaruh pada kondisi finansial. Sial untuk semua, tapi kita harus bersikap legowo dan optimis agar tetap menjaga kewarasan. Tahun lalu saya rutin casting pagi sampai kulit legam. Mandi matahari pagi demi kesehatan. Vitamin D yang melimpah ruah setiap hari dari pematang sawah. 

Camilan Alternatif Ciplukan

Dulu masih ada banyak tanaman Ciplukan (Physalis angulata L). Melimpah di berbagai pematang. Apalagi yang berbatang kuning. Tinggi dan buahnya besar. Itu rahasia antibodi saya selama pandemi. Kemarau 2021 sebagai open season mancing ikan Gabus telah tiba. Pada awal survey spot, ternyata area yang dulu sebagai 'ladang' Ciplukan tidak ada. Pematangnya masih utuh tapi tanaman obatnya tidak tumbuh. Berganti dengan rerumputan tinggi. Saya mengamati beberapa penjaga tambak sengaja memberi obat anti rumput liar karena dianggap hama di pematang. Ciplukan pun jadi korbannya, tidak jadi tumbuh padahal badan di era pandemi ini sangat butuh. 

Tidak ada Ciplukan tanaman lain pun jadi. Teringat beberapa kawan yang menjadi pengagum sekaligus penikmat Bunga Telang. Bunga warna biru yang saya temui di sela-sela tanaman rumput tinggi spot Waru Gubuk. Tanaman Telang (Clitoria Ternatea ) sedang naik daun sebagai tanaman untuk kesehatan. Konon tinggi anti oksidan dalam bunga warna birunya dan dapat menjadi penangkal depresi. Tanpa banyak pengolahan aneh-aneh, biasanya saya comot satu bunga yang telah mekar dan langsung makan. Rasanya pahit tapi ada kayak manis-manisnya gitu. Jadi tidak ada salahnya bagi para pemancing sekalian untuk mengajak orang-orang lain yang kebingungan cara hidup sehat ala angler. Ajak casting pagi tanpa henti dua atau tiga jam dan menikmati sajian yang disediakan oleh alam. Entah Ciplukan entah bunga Telang. Salam Joran Melungker. 

Post a Comment

0 Comments