Mancing tidak hanya sekadar cari kesenangan. Tapi kita dapat belajar banyak hal. Bisa lebih paham lingkungan alam. Beberapa spot nawarin keuntungan lebih, kita bisa belajar sejarah. Terutama mancing pada spot yang mengandung nilai sejarah. Salah satu spot favorit yang legendaris bagi saya adalah pintu air Jagir Wonokromo Surabaya.
![]() |
Terapkan Prokes |
![]() |
Proses Pembangunan Pintu Air tahun 1917 (Sumber: KITLV - Leiden) |
Ternyata postingan saya banyak mengundang antusias. Tidak sedikit anggota grup yang komentar tentang nostalgia masa kecil atau setidaknya pernah tinggal di Kota Surabaya. Salah satu anggota grup bernama Dewi Kunti mengirimkan dua foto dalam komentar yang bersumber dari KITLV di Leiden Belanda. Dua foto Pintu Air Jagir di masa lampau. Masa pembangunan hingga pasca peresmian. Tidak dibayangkan pada masa itu kita mancing. Tentu ikannya lebih melimpah dan yang pasti jarang kita temui sampah.
Simak Juga: Pintu Air Jagir sebagai Ecoheritage Surabaya
![]() |
Pintu Air Jagir Wonokromo tahun 1920 (Sumber: KITLV - Leiden) |
Bagi anda yang tertarik untuk memancing di spot pintu air Jagir. Paling enak dari sisi bagian utara. Ada daerah lebih luas dengan parkir motor gratisan yang relatif aman (tetap harus diawasi karena beberapa kali ketika bulan puasa ada kasus pencurian motor dan juga hem). Kalau mancing tidak perlu bawa motor bagus, cukup motor yang sudah butut saja. Yang penting bisa jalan. Sampai hari ini tidak semua orang tahu bahwa di spot ini adalah perpaduan antara air tawar dengan air asin. Ada ikan laut terkadang berenang sampai di bawah pintu air. Contohnya ikan Baramundi atau cukil yang dikenal sebagai ikan kakap putih. Ikan target para castinger. Ada ikan bader, mujair/nila, jendil, baung sampai ikan hampala Si Predator ompong pada musim tertentu. Yang terpenting kita bisa menikmati bangunan warisan kolonial yang sampai saat ini masih berfungsi. Salam joran melungker.
0 Comments