Suatu minggu saat menunggu nyonya yang sedang tugas lembur, saya habiskan waktu dengan memancing. Setelah kurang puas dengan spot bozem wonorejo yang kebetulan surut dan datang kurang sore, saya berupaya menelusuri area kali londho (Kali Belanda). Orang Surabaya menyebut sungai yang mengalir dari Kali Jagir Wonokromo ke arah timur disebut dengan kali londo. Karena memang sungai ini dibangun pada masa penjajahan Belanda, sebagai sudetan aliran Kalimas dipecah ke utara dan ke timur akhirnya ke laut. Mengutip tulisan dari Sejarawan UNAIR Sarkawi B. Husain (2016) bahwa Kali Jagir adalah salah satu anak sungai dari Kali Mas.
Berbeda dengan Kali Surabaya, Kali Jagir merupakan sungai buatan yang dibuat
oleh pemerintah Belanda dengan maksud memecah air Kali Mas agar tidak menjadi
sumber banjir di Kota Surabaya. Keterangan tentang sungai buatan ini dapat
dibaca dalam petikan arsip berikut ini:
“… Dahulu pada zaman
sebelum Kali Mas Wonokromo dipecah bercabang ke djurusan Timur, ialah sekarang
dinamakan Kali Djagir, di mana terletaklah sebidang tanah jang oleh Kjahi Bagus
Qowijuddin didirikan sebuah masjid wakaf atas hak perseorangan dirinja sendiri,
pun di situ terdapat kuburan (makam) Kjahi Soleh serta keluarganya. Akibat
paksaan dari pemerintah Hindia Belanda dahulu, dengan adanya aliran kali baru
itu, terpaksalah Kjahi Bagus Qowijuddin menerima ganti tanahnya jang sekarang
terletak di Djagir, untuk mendirikan mesjid baru lagi di mana pemerintah telah
memberikan tanah itu kepada dirinja Kjahi Bagus dengan hak mutlak sepenuhnja
ialah sebagai ganti kerugian tanahnja Qowijuddin jang diterdjang oleh kali baru
itu, dan dengan idzin pemerintah pula Qowijudin mendirikan mesjidnja di atas
sebidang tanah pemberian kerugian dari pemerintah itu alah [sic.] sebagai hak
turun-temurun…. Adapun kuburan (makamnya) Kjahi Soleh dengan keluarganja, Oleh
Kjahi Qowijudin dipindahkan ke Bungkul jang sekarang masih dapat terlihat…. “
(AKS, Box 392 No. 19.203).
Liar dan Potensial |
Tidak jauh dari SMA N 20 Surabaya secara tidak sengaja saya menemukan spot mancing potensial dekat pipa besar. Terletak di Jalan Medokan Semampir Indah (MSI) menjadi tantangan baru bagi saya dengan berat jenis di atas 80 kg, naik turun tanggul sungai seperti latihan tentara. Spot ini menjadi area potensial untuk memancing ketika aliran air stabil. Mengingat sebelah kanan kiri masih terdapat tanaman air. Potensi dengan ikan mujair, bader, rengkik, jendil dan termasuk buaya muara.
Penampakan Atas |
Dekat pipa yang besar yang mengeluarkan air dari pemukiman warga, terdapat jejak dan bukti bahwa tempat ini biasa dijadikan tempat memancing. Jika di spot kali Jagir saya menemukan jejak dan bukti tempat tersebut kerap dijadikan ajang nggrandong, mencari nomer togel dengan bukti dupa yang terbakar di bawah pohon. Pada area pipa MSI saya melihat ada bekas kayu ranting yang dipasang di pinggir kali untuk pegangan dan stabilisator joran pancing.
Memancing dan Membaca |
Jika anda berniat memancing di area ini, usahakan dapat parkir motor yang aman. Mengingat tidak mungkin motor anda dibawah melintas atas tanggul sungai. Motor bisa dititipkan ke warung atau rumah warga setempat, bisa pula di pos satpam. Syukur jika kenal orang dalam. Umpan lumut dan cacing dengan teknik tegek cukup direkomendasikan untuk diterapkan di spot mancing yang masih banyak terdapat tumbuhan di sepanjang sungai. Mancing malam apalagi sendirian kurang direkomendasikan mengingat area ini bisa menjadi area dampak tergenang air ketika pasang maupun kedatangan air besar dari barat. Selamat mencoba spot baru, jaga tata krama dan yang penting yakin.
0 Comments