Skip to main content

Microfishing Embong Kembar Gadang Malang

Ajaklah anak anda memancing. Alam adalah ensiklopedia yang nyata. 

Kebersamaan dengan keluarga adalah yang utama. Apalagi bagi para pejuang LDR. Karena pekerjaan yang mengharuskan untuk bertemu keluarga tidak setiap hari. Kadang seminggu sekali bahkan sebulan sekali. Setelah tidak pulang ke Malang selama tiga pekan. Kangen pada keluarga serasa meradang. Apalagi kebersamaan memancing bersama. 


Ye Moncel 



Libur natal tahun 2020 saya manfaatkan untuk mudik. Setelah rekreasi tanpa rencana ke Pantai Balekambang dan hanya bisa melihat orang memancing di sana. Kali ini di suatu minggu yang mendung saya ajak tole untuk memancing bersama. Kebetulan saya hanya membawa satu buah stik. Joran andalan untuk microfishing. 
Simak juga: Tanago Kid 

Memancing bersama anak kecil tentu momen yang membahagiakan sekaligus merepotkan. Untuk itu jangan lupa persiapkan mental dan camilan. Kadang anak moody atau rewel sesampai di spot ketika sedang asyik memancing. Tentu kita harus bisa mengimbangi. Minggu itu tole dibekali satu kotak kentang goreng, beberapa camilan sebanyak satu kresek plastik. 

Musim penghujan yang tiba di Kota Malang mengharuskan saya untuk melakukan trip singkat. Memancing tidak sampai seharian. Asal anak bisa dekat alam, memegang joran dan mendapat pengalaman saat strike ikan.  Sebaiknya memancing pada bagi sampai siang hari. Siang menuju siang sampai malam Malang cenderung hujan. Awalnya akan memancing di spot Tangkil. Ada tikungan tajam di sungai kecil belakang perumahan. Saat arus deras paling enak memancing di tikungan, pusaran atau pertemuan air. Ternyata spot idola sudah ramai siang itu. Bukan karena pemancing tapi sekumpulan Bapack-bapack yang sedang gathering. Perkumpulan bapak dan abang jago.  Karena kondisi dan situasi tidak memungkinkan cukup beberapa kali uncal -dengan umpan ulat kandang sekertas seharga dua ribu rupiah- dan akhirnya pindah spot ke embong kembar timur pasar Gadang. 

Lokasi masuk menuju spot wit sengon ternyata sulit untuk dilewati motor karena musim hujan. Tole sedikit rewel minta pulang. Tidak ketemu selama tiga minggu tentu tak ingin kehilangan momen kebersamaan. Akhirnya memilih spot di depan Rumah Sakit. Selokan yang bercabang dengan saluran irigasi. Ada potensi wader pari dan ikan mujair. Umpan ulat kandang tidak ada respon. Sulit memang ketika air berwarna keruh. Dengan sebatang kayu saya bongkar pematang sawah bekas lahan jagung yang setelah dipanen. Beberapa kali keruk. Seekor cacing tanah merah ukuran besar akhirnya bisa didapatkan. Karena menggunakan kail berukuran 0.8 cacing saya potong tipis. Tole merasa jijik melihat cacing. Penasaran tapi ketakutan. Semua perlu pembiasaan. 


Setelah beberapa kali taruh umpan dan menempatkan pada titik tertepat. Sebuah tarikan keras dari dasar air. Bukan karena sampah. Tapi yakin ini ikan. Sontak joran saya pegang. Akhirnya seekor ikan mujair ukuran sedang kurang lebih empat jari telah haup memakan umpan potongan cacing.  Tole antusias memperhatikan apa yang dilakukan papunya. Sedang bermain dan berupaya untuk mendaratkan ikan. Ternyata pada sentakan kesekian. Tahssssssss....ikan terlepas. Mata kail yang terlalu kecil tidak berhasil hook secara sempurna di mulut ikan. Tole cuma melihat. Dan saya bilang kalau ikan tidak berhasil didapatkan. Selang beberapa lama setelah insiden moncel. Langit mulai gelap dan pukul 13:00 WIB kami meninggalkan spot untuk istirahat sebelum mengantar mengaji di mushola. 

Bagi anda yang ingin memancing bersama si kecil yang usianya masih kecil. Kebetulan tole baru menginjak kelas TK B. Ajak dengan ceria dan selalu kenalkan pada alam. Biarkan dia bereksperimen dan bereksplorasi asal selalu diawasi. Bawa bekal makan, camilan dan minuman. Ajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dan ketika melihat ada orang buang air di sungai dekat spot kita cukup jelaskan bahwa mereka tidak memahami kesehatan lingkungan secara utuh. "Papu itu ngapain masuk sungai separuh?" tanya tole. "Sedang menjawab panggilan darurat dari alam" jawab saya. Salam joran melungker. 

Comments

Popular posts from this blog

8 Mitos Memancing dan Maknanya

Benarkah ketika kita memancing ada seekor capung hinggap di joran pertanda hoki? Mengapa selama istri hamil suami pantang untuk berangkat mancing? Bagaimana melangkahi joran pancing orang lain? Semuanya mitos yang kembali kepada diri kita sendiri. Pemancing juga punya beberapa mitos yang berbeda satu tempat dengan tempat yang lain.  Capung Kali Jagir  Mitos dikatakan realistis jika mempunyai bukti material yang riil, dapat terbukti secara ilmiah. Kendalanya adalah mitos -sebagaimana sebagai dongeng- diturunkan secara lesan dari mulut kemulut. Kebenaran yang ada bersifat relatif. Mitos berkaitan dengan kisah-kisah masa lampau yang mempengaruhi tujuan hidup. Dalam dunia mancing memancing juga ada mitos yang berlaku, inilah yang saya ketahui.  1. Capung Nangkring di Joran  Pernah mancing dan joran kita dihinggapi seekor capung. Apakah pertanda boncos atau sial? Tenang semua semua kembali kepada diri kita sendiri. Kalau dinalar secara rasional keberadaan capung justru se...

Pilih Moncel atau Boncos?

Jika disuruh untuk memilih, sebagai seorang pemancing anda pilih boncos atau pilih moncel? Boncos adalah kondisi memancing tanpa hasil alias kerumbu kosong. Moncel artinya gagal atau nyaris mendapatkan ikan. Bagi pemancing aliran casting tentu moncel lebih menyakitkan. Bayangkan sudah terlihat ikannya tinggal beberapa kali tarikan tapi gagal mendarat. Sakit tapi tak berdarah dan bikin jantung deg-deg ser.  Boncos itu sakit Sejak menekuni dunia casting selama dua tahun terakhir. Moncel pernah, boncos lebih sering. Pengalaman moncel yang paling menyakitkan saat ikan sudah strike. Tinggal beberapa tarikan saja tapi gagal mendarat. Itu serasa sakit tapi tidak berdarah. Umpan minnow saya ada berbagai jenis. Satu yang kerap moncel adalah model spinner spoon. Logam pipih yang bisa bisa berputar ketika ditarik setelah gulung. Moncel pertama di spot Dadapan Sidoarjo. Saat ikan sudah kena tinggal beberapa tarikan gagal mendarat. Ada pula spot di Tambak Bulak saat ikan mengejar spoon lalu hau...

Sensasi Strike dan Tips Mancing Ikan Jendil

Kecipak-kecipak di antara aliran sungai Jika anda melihat aliran sungai sekitar Kalimas termasuk Gunungsari dan Jagir di Surabaya khususnya pada malam hari ada yang bergerak di antara air. Bukan hantu air atau pasukan ampibi yang sedang berlatih tapi gerakan konstan di permukaan ini berasal dari ikan Jendil. Masih kerabat dengan ikan Patin yang membedakan hanya agak kecil dan memanjang.  Jendil 29 Juli 2017 Ikan Jendil banyak terdapat pada aliran sungai seperti Brantas dan Bengawan Solo. Warna kulitnya kemerahan seperti bule yang sedang berjemur seperempat jam di tepi pantai. Ikan ini suka menampakan diri sambil berenang ke permukaan untuk menghirup udara segar. Mungkin terlalu sumpek berada di dasar air. Ikan sintal ini baik untuk kesehatan dan cara memancingnya pun unik.  Jendil Mini  Teknik yang digunakan adalah pelampung yang mengikuti aliran air. Memancing ikan ini direkomendasikan pada sore-malam hingga menjelang pagi hari. Siang hari ikan ini lebi...