Awal kepindahan saya ke Surabaya sempat terkesima dengan petualangan para pemancing kota. Kali Jagir menjadi tujuan pengamatan awal saya tentang bagaimana kehidupan pemancing kota. Siang itu ada seorang bapak-bapak yang sedang santai memegang joran dengan senar terbentang ke tengah. Ketika saya tanya mancing pakai umpan apa? tidak ada jawaban. Ada sekumpulan batu dan plastik kresek di sebelahnya. Teknik apakah gerangan? Ikan yang didapatkan bader ukuran sedang sampai yang besar. Oalah ternyata bukan mancing toh tapi menjaring dengan menggunakan piranti pancing tanpa kail.
![]() |
Tugang Tegek dan Peranjau |
Orang Surabaya menyebut teknik mancing ini sebagai teknik ranjo (ranjau ikan dengan jaring). Ukuran jaring ada dua versi, yang agak jarang (lebar untuk ikan babon) dan yang agak sempit. Bahkan saya sempat mencoba beberapa kali menggunakan teknik ini. Hasilnya? tidak ada kepuasan dari sisi memancing. Sensasi yang dicari ketika mancing adalah saat kita hook, kail menancap di mulut ikan dan terjadi perlawanan. Ada gerak dan strategi untuk bisa menaikan ikan. Salah perhitungan ikan bisa lepas. Itu asyiknya mancing. Lain dengan teknik meranjau, ikan terdiam pasrah karena terjaring. Tidak ada sensasi strike. Kita hanya meminggirkan ikan yang terjaring. Tidak ada bedanya saat pancing kita dapat sebuah tas kresek atau popok bayi. Tak selamanya orang dapat mahir menggunakan teknik ranjo. Hasilnya sisa jaring yang tersangkut di dasar atau pinggir sungai membahayakan ikan dan makhluk sungai lain termasuk berbahaya untuk lingkungan.
Simak Juga: Bahaya Ekologis Pancing Jaring (Ranjo)
Saya sendiri menganggap pemancing (e penjaring) yang menggunakan teknik ini belum tentu bisa dipanggil sebagai pemancing. Orisinilitas dan kualitas memancing adalah dari teknik esensinya: menggunakan piranti kail (mata pancing). Lebih ekstrimnya, saya menyebut pengguna teknik ini sebagai pemancing tanpa harga diri. Hasil melimpah pun belum tentu puas secara batiniah. Tidak ada sensasi strike yang membuat jantung berdebar. Walaupun begitu saya tetap menghormati dan menghargai sebagai sesama pihak yang ndoprok bersama di ruang publik sungai. Kecuali kalau saya sedang casting. Jika ketemu tukang ranjo di sebelah siap untuk adu sambit. Senar versus tali PE. Salam Joran Melungker.
Comments